Kamis, 10 Maret 2016

askep ca mamae



LAPORAN PENDAHULUAN
CA MAMAE

1.1       Fefinisi
Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan mammae (Tapan, 2005). Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak fisik berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi, rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek samping dari pengobatan yang dijalani pasien. Dampak psikologis dapat berupa reaksi psikologis terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian terapi atau pengobatan yang di jalani pasien dan kondisi fisik yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi yaitu perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat pasien, perubahan peran dan tugas karena tidak mampu melakukan tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga (Rachmadahniar,2005).
1.2       Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Sudart, 2001).
1.3       Fatofisiologi
Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari keganasan ini merupakan multifaktoral baik lingkungan maupun faktor herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik, mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan rangsangan abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek pada DNA repair genes seperti BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Heffner, 2005).
Ca mammae  terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi mutasi gen p53 maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-sel abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh.
Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya.
Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjarr di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak (Heffner, 2005)
1.4       WOC
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYlLRrKzfJFdRmvw1cmnyLrfCNJ_XmfczFiJ5MN2cVPNXOV1wQeDrRPymavVFI9BHL6ME2R_4mRubQLy8i7NN8FW5cgYFHhHyKeDG48QPCiWYDJnVWpwyPfWoKoCDVhOaNb5r0lL2jmaQ/s1600/PATHWAY+CA+MAMAE.jpg

1.5       Tanda Dan Gejala Ca Mamae
            Menurut Suryaningsih 2009, tanda dan gejalanya adalah :
1.    Benjolan
Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan tersebut semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

2.    Perubahan kulit pada payudara
a.         Kulit tertarik (skin dimpling)
b.         Benjolan yang dapat dilihat (visible lump)
c.         Eritema
d.        Ulkus
3.      Kelainan pada putting
a.         Putting tertarik (nipple retraction)
b.         Eksema
c.         Cairan pada putting (nipple discharge)
1.6       Komplikasi Ca Mamae
1.      Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem kolater dan axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Brunner & Suddharta,2011).
2.      Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang meningkatkan kadar kalsium darah/ hormon yang secara langsung mempengaruhi tulang.
1.7       Klasifikasi
1.        Karsinoma duktal menginfiltrasi, adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi. Biasanya bermetastasis ke nodus aksila, prognosisnya lebih buruk dari pada kanker jenis lainnya.
2.        Karsinoma lobular menginfiltrasi, jarang terjadi, 5% sampai 10% kanker payudara. Tipe ini umumnya multisentris, dengan demikian dapat terjadi beberapa penebalan beberapa area pada sala satu atau kedua payudara.
3.        Karsinoma medular, menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus.
4.        Kanker musinus menempati 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik.
5.        Kanker duktal-tubular jarang terjadi, sekitar 2% dari kanker payudara.
6.        Karsinoma inflamatori menimbulkan gejala nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara akan keras dan membesar, kuit diatas tumor merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu.
7.        Karsinoma payudara in situ
1.8       Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara,mammografi, dan aspirasi jarum halus (FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan metastasis dapat dilakukan foto thorak,bone survey, USG abdomen atau hepar.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominant serta jaringan fibrograndular yang relative lebih sedikit. Pemeriksaan gabungan USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostic yang lebih tinggi.
a.     Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b.     Test diagnostik lain:
         Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
          Invasif : BiopsiAspirasi biopsy (FNAB)True cut / Care biopsyIncisi biopsyEksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1.     Pemeriksaan payudara sendiri
2.     Pemeriksaan payudara secara klinis
3.     Pemeriksaan manografi
4.     Biopsi aspirasi
5.     True cut
6.     Biopsi terbuka
7.     USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
1.9       Penatalaksanaan Ca Mamae
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu:
1.         Masektomi radikal (lumpektomi),
yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
a.      Masektomi total (masetomi)
      yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
b.      Modified Mastektomi radikal,
      yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2.      Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
3.      Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4.      Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara
2.1       Konsep Asuhan Keperawatan
2.1.1    Pengkajian
1.    Data biografi/biodata
Meliputi identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
2.    Riwayat keluhan
a.  Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya :
Benjolan, kecepatan tumbuh, rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi dan sejak kapan, krusta pada aerola, kelainan kulit : dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi, perubahan warna kulit, benjolan ketiak, edema lengan.
b.  Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis :
  Nyeri tulang (vertebra, femur), rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit kepala hebat.
3.    Faktor Risiko
Usia penderita, usia melahirkan anak pertama, punya anak atu tidak, riwayat menyusui, riwayat menstruasi : menstruasi pertama usia berapa, keteraturan siklus menstruasi, menopouse usia berapa, riwayat pemakaian obat hormonal, riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker lain, riwayat pernah operasi tumor payudara, riwayat radiasi dinding dada.
4.    Pemeriksaan fisik meliputi :
a.  Status generalis
b.  Status lokasi :
Payudara kanan dan kiri harus diperiksa
Masa tumor : lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk dan batas tumor, jumlah tumor, terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. pektoralis, dan dinding dada.
Perubahan kulit : kemerahan, dimpling, edema, nodul, peau d’orange, ulserasi.
Nipple : tertarik, erosi, krusta, discharge.
Status kelenjar getah bening :
            KGB aksila : jumlah, ukuran, konsistensi
            KGB infra klavikula  
            KGB supraklavikula
         Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis : Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak).
c.  Berat badan dan tinggi badan
d.  Pengkajian head to toe
5.    Pemeriksaan laboratorium meliputi :
a.  Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
b.  Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
c.  Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita ca mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
6.    Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
a.  Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
b.  Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
c.  Istirahat dan tidur
            Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
d.  Personal hygiene
Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari, frekuensi mencuci rambut dalam seminggu, dikaji sebelum dan pada saat di RS.
c.  Identifikasi masalah psikologis, sosial, dan spiritual.
 Status psikologis
 Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status sosial    
Merasa terasing akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Status spiritual :  Klien dalam beribadah.
2.1.2      Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1.        Nyeri akut berhubungan dengan reaksi inflamasi
2.        Hipertermi berhubungan dengan Ca Mammae
3.        Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4.        Ketidakseimbangan nutrusi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukan makanan
5.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh
6.      Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
7.        Resiko infeksi berhubungan dengan penekanan respon inflamasi
2.1.3    intervensi
WAKTU
No Dx
TUJUAN/NOC
INTERVENSI/NIC
Tgl
Jam


1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam skala nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil :
PAIN CONTROL ( 1605 )
(160501) Mengendalikan factor penyebab nyeri
(160502) Mampu mengenali kapan terjadinya serangan
(160503) Mampu menggunakan tindakan pencegahan
(160504) Mampu menggunakan tindakan non analgetik untuk mengurangi nyeri
(160505) Mampu menggunakan analgetik yang sesuai
(160506) Mampu menggunakan tanda peringatan untuk mencari bantuan
(160507) Mencatat gejala untuk tindakan keperawatan yang professional
(160508) Mampu menggunakan bantuan yang ada di sekitarnya
(160509) Mampu mengenali gejala dari nyeri
(160510) Mampu menggunakan catatan nyeri
(160511) Mencatat control nyeri atau berkurang

Dengan keterangan :
1 = tidak menunjukkan
2 = jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = sering menunjukkan
5 = secara terus menerus menunjukka
PAIN MANAGEMENT (1400)
v Gunakan tindakan control nyeri sebelum nyeri hebat
v Laksanakan pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
v Sediakan pengurangan nyeri optimal personal dengan menentukan analgetik yang tepat
v Pertimbangkan tipe dan sumber dari nyeri ketika memilih srategi nyeri
v Evaluasi keefektifan dari tindakan pemberian analgetik pada pasien jika diperlukan
v Laksanakan dan memodifikasi tindakan control nyeri dasar dari respon nyeri
v Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan respon dari pengalaman nyeri
v Monitor kepuasan pasien dengan management nyeri pada interval yang ditentukan
v Temani pasien untuk memonitor nyeri dan ikut serta yang tepat
v Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tenaga kesehatan untuk memilih dan melaksanakan tindakan pengurangan nyeri secara non farmakologi
v Observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan , terutama pada ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara verbal
v Lakukan penilaian komprehensif dari nyeri meliputi lokasi, karakteristik onset / durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan factor yang menimbulkan nyeri
v Evaluasi pengalaman yang telah lewat pada nyeri untuk memasukkan, sejarah individu / perorangan atau keluarga titik kronik atau hasil ketidakmampuan jika diperlukan
v Pastikan  pasien mendapatkan perawatan dengan analgetik yang diperlukan


2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dalam rentang normal, dengan kriteria hasil :          
THERMOREGULATION       ( 0800 )
(080001) Suhu kulit dalam rentang normal
(080002) Suhu tubuh dalam rentang normal
(080003) Tidak terasa sakit kepala
(080004) Tidak terasa sakit pada otot
(080005) pasien tidak cepat marah
(080006) tidak tampak lagi perasaan ngantuk
(080007) Tidak tampak perubahan warna kulit
(080008) Tidak tampak perasaan gugup pasien
(080009) Bulu roma tidak tegak saat dingin
(080010) Dapat berkeringat saat panas
(080011) Tidak menggigil saat dingin
(080012) Nadi dalam rentang normal
(080013) respirasi dalam rentang normal
(080014) Fibrasi adekuat
(080015) mampu mencatat kenyamanan terhadap panas

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang sangat tinggi
2 =  peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi

TEMPERATURE REGULATION ( 3900 )
o   Monitor temperature setiap 2 jam sekali jika diperlukan
o   Monitor perubahan temperature sampai stabil
o   Monitor tekanan darah, nadi, dan penafasan jika diperlukan
o   Monitor warna kulit dan suhunya
o   Monitor laporan tanda dan gejala dari hipotermi dan hipertermi
o   Naikkan masukan cairan dan makanan yang adekuat
o   Sesuaikan suhu lingkungan sesuai yang diinginkan pasien
o   Ajarkan indikasi dari hipotermi dan jika diperlukan gunakan treatmen darurat
o   Tempatkan pada daerah yang diisolasi terbebas dari panas
o   Gunakan selimut tipis jika diperlukan
o   Kolaborasikan dengan dokter untuk obat antipiuretik yang dibutuhkan
o   Gunakan kasur panas dan selimut hangat untuk menjaga suhu tubuh agar tetap normal



3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24jam, diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman dengan criteria hasil :
REST ( 0003 )
(000301) Mampu mengontrol jumlah waktu tidur
(000302) Mampu mengontrol pola tidur pasien
(000303) Mampu mengontrol kualitas tidur pasien
(000304) Mampu mengontrol kemampuan fisik pasien untuk tidur
(000305) Mampu menyatakan perasaan segar setelah bangun tidur
SLEEP ENHANCEMENT ( 1850 )
v Tentukan aktivitas tidur pasien
v Perkirakan waktu tidur pasien yang teratur
v Tentukan efek dari pengobatan terhadap pola tidur
v Monitor pola tidur dan lama tidur pasien dalam jam
v Sesuaikan lingkungan seperti cahaya, berisik, suhu, alas tidur dan tempat tidur ) untuk meningkatkan tidur
v Bantu untuk membuang factor stress sebelum tiba waktu tidur
v Monitor makanan sebelum tidur dan selingan yang tepat dengan tidur
v Naikkan peningkatan waktu untuk tidur jika diperlukan
v Kaji rencana administrasi pengobatan untuk mendukung tidur pasien
v Intruksikan pasien dan perubahan lain tentang factor seperti psikologi, fisiologi, gaya hidup, frekuensi bekerja, lama waktu bekerja, dan factor lingkungan







4







Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam nafsu makan pasien dapat bertambah dengan criteria hasil :
NUTRITIONAL STATUS : FOOD AND INTAKE ( 1008 )
(100801) Intake makanan lewat mulut adekuat
(100802) Pemasukan makanan lewat selang
(100803) Pemasukan cairan melalui mulut adekuat
(100805) Mampu memasukkan makanan sisipan secara total

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi peningkatan
NUTRITION MANAGEMENT (1100)
v Tanyakan kepada pasien apabila memiliki alergi makanan
v Tetapkan makanan pilihan pada pasien
v Tetapkan dan kolaborasikan dengan ahli gizi jenis kalori dan tipe makanan yang diperlukan untuk kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan
v Anjurkan pemasukan kalori yang cocok untuk tubuh dan gaya hidup
v Dorong kenaikan pemasukan makanan yang tepat
v Dorong kenaikan pemasukan protein, zat besi, vitamin C, yang tepat
v Berikan snack ( minuman dan buah segar / jus buah ) yang tepat
v Sediakan gula sebagai pengganti
v Sediakan pilihan makanan bagi pasien
v Sediakan makanan yang tinggi protein, tinggi kalori, makanan yang bernutrisi, dan minuman yang bisa segera dikonsumsi pasien
v Ajarkan pasien untuk bagaimana menjaga catatan makanan yang baik bagi pasien
v Monitor berat badan pasien
v Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori
v Sesuaikan diet pasien dengan kebiasaan
v Sediakan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara menemuinya
v -          Kaji kemampuan pasien untuk menemui makanan yang diperlukan


5
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam,diharapkan pasien dapat elakukan aktifitas secara mandiri dengan criteria hasil :
ACTIVITY TOLERANCE (0005)
(000501) Pemenuhan oksigen dalam rentang normal
(000502) Denyut nadi dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000503) Respirasi dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000504) Tekanan systole dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000505) Tekanan diastole dalam rentang normal pada respon aktivitas
(000507) Warna kulit normal
(000508) Mampu menunjukkan usaha dalam bernafas dalam respon untuk aktivitas
(000509) Pasien mampu berjalan dengan selangkah
(000510) Pasien mampu berjalan dengan jarak yang jauh
(000511) Pasien mampu menaiki tangga
(000512) Pasien kuat
(000513) Mencatat aktivitas pada penampilan sehari – hari
(000514) Mampu berbicara saat diberi pertanyaan

Dengan keterangan :
1 = peningkatan yang   sangat tinggi
2  = peningkatan yang besar
3 = peningkatan yang cukup
4 = peningkatan yang ringan
5 = tidak terjadi     peningkatan







ACTIVITY THERAPY ( 4310 )
v Kolaborasikan dengan  pekerjaan, fisik, dan atau terapi rekreasi dalam perencanaan dan memantau aktivitas program, jika diperlukan
v Monitor  respon emosional, perasaan, social dan spiritual dari aktivitas
v Bantu pasien untuk menggali maksud dari dalam diri dari kebiasaan beraktivitas dan aktivitas favorit pasien
v Bantu pasien untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis, dan kapasitas social
v Bantu pasien untuk focus dengan apa yang bisa dilakukan pasien yang lebih atau yang kurang
v Bantu untuk mengidentifikasi dan menemukan yang dibutuhkan dari keinginan beraktivitas
v Bantu untuk menggunakan alat bantu yang dibutuhkan untuk beraktivitas
v Bantu pasien untuk mengidentivikasi pilihan aktivitas yang dapat dilakukan
v Bantu pasien untuk mengidentivikasi aktivitas yang penuh arti
v Bantu pasien untuk membuat jadwal priode yang spesifik untuk aktivitas yang rutin
v Bantu pasien atau keluarga dalam mengidentivikasi kekurangan pada level aktivitas
v Bantu dengan aktivitas fisik yang regular jika diperlukan
v Bantu pasien atau keluarga untuk mengadaptasi dengan lingkungan pada kebutuhan beraktivitas
v Buat lingkungan yang nyaman 
 


6
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan rasa cemas pasien terhadap penyakitnya dengan criteria hasil:
ANXIETY CONTROL (1402)
(140201) Monitor intesitas cemas
(140202) Eliminasi tanda penyebab cemas
(140203) Menurunkan stimulasi lingkungan apabila terjadi kecemasan
(140204) Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
(140205) Merencanakan strategi koping untuk situasi cemas
(140206) Menggunakan strategi coping yang efektif
(140207) Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
(140208) Mencatat durasi penurunan dari episode cemas
(140211) Mampu mempertahankan hubungan social
(140212)Mampu mempertahankan konsentrasi
(140214) Melaporkan tidur yang adekuat
(140217) Mampu mengontrol respon dari kecemasan

Dengan keterangan :
1 = tidak menunjukkan
2 = jarang menunjukkan
3 = setiap saat menunjukkan
4 = sering menunjukkan
5 = secara terus menerus menunjukkan
ANXIETY REDUCTION ( 5820 )
v Ciptakan ketenangan, mendatangkan ketentraman
v Cari pengertian pasien dari situasi cemas
v Tinggal dengan pasien untuk memantau kenyamanan dan menciptakan keterbukaan
v Anjurkan pasien untuk tinggal dengan anaknya, jika diperlukan
v Sediakan bahan untuk tanda dari kenyamanan
v Berikan gosokan pada daerah belakang dan gosokan leher
v Anjurkan tidak melakukan aktivitas yang berat
v Dengarkan dan perhatikan keluhan dari pasien
v Kuatkan dari perlakuan
v Ciptakan suasana nyaman dari fasilitas rumah sakit
v Bantu pasien untuk mengidentivikasi situasi dan persepsi cemas
v Kaji perubahan dari level atau tingkatan cemas
v Kontrol stimulasi jika diperlukan apabila pasien membutuhkan
v Dukung pasien menggunakan perpindahan mekanisme yang diperlukan
v Intruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
v -          Berikan pengobatan medis untuk menghilangkan cemas



7
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x 24jam, diharapkan pasien terhindar dari infeksi dengan criteria hasil :
RISK CONTROL (1902)
(180305) menggambarkan efek dari penyakit
(180306) menggambarkan tanda dan gejala
(180307) menggambarkan gambaran penyakit biasanya
(180308) menggambarkan pengukuran untuk meminimalkan keparahan
(180309) menggambarkan komplikasi penyakit
(180310) menggambarkan tanda dan gejala dari komplikasi
(180311) menggambarkan penyebab sebelum komplikasi untuk mencegah penyakit
INFECTION CONTROL (6540)
v Observasi dan lapotkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor dan adanya fungsiolaesa
v Kaji temperature tiap 4 jam
v Catat dan laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein serum, albumin)
v Kaji warna kulit kelembaban, tekstur, dan turgor
v Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial
v Tingkatkan intake cairan
v Istirahat yang adekuat
v Ganti IV line sesuai dengan aturan yang berlaku
v Pastikan perawatan yang efektif pada IV line
v Dorong pasien untuk istirahat
v Berikan terapi antibiotic sesuai instruksi
v Ajari pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan kalau terjadi untuk melapor kepada perawat
v -          Ajari pasien dan keluarga tentang bagaimana mencegah infeksi

2.1.4    Pmplementasi
Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus kanker payudara dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) khususnya pada kanker payudara diman ini telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
2.1.5    Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dari keperawatan khususnya pada kanker payudara dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi kanker payudara tercapai atau tidak (Lukman and Sorensen, 2000).
















DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2011 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 .Jakarta : EG
Heffner, Linda J dan Danny J Schust. 2005. At Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Rasjidi 2010. Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 152.
Wikipedia. 2006.Ca Mammae. http//www.pdpersi.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar